Wednesday, January 1, 2014

Taubat di Saat yang Tepat

Bismillahirrahmaanirrahiim

Suatu ketika terjadi percakapan antara seorang pemuda dan seorang bapak yang usianya sudah melewati kepala lima. Seorang pemuda itu adalah seorang santri yang tengah belajar di sebuah pondok pesantren, sedangkan bapak itu adalah seorang tukang becak yang tengah beristirahat sembari sholat maghrib di masjid pesantren.

Begitu hangat dan akrab percakapan itu terlihat, lama bapak itu bercengkrama, hingga akhirnya Ia berujar, “Jaman sekerang itu sudah rusak dek.. susah njaga Iman, kita mau berusaha menjadi orang baik nanti di jauhi teman-teman. Saya sudah lama menduda, berkali-kali saya di cemooh karena tidak mau ‘njajan’ seperti mereka”.

Deg.. sontak pemuda tadi terdiam lama, hingga akhirnya Ia memberi beberapa patah kata untuk memantapkan Iman dan sikap sang bapak agar tidak tergoda dengan ajakan rekan tukang becak yang mencemooh dan menggodanya. Bapak tua itu mengangguk dan berkata, “InsyaAllah dek, saya akan berusaha, saya juga kepingin bisa istiqomah dan di mudahkan dalam amal Ibadah”. “Alhamdulillah.. aamiin.. semoga Allah memudahkan dan mengabulkan doa bapak”. Balas pemuda tadi. Akhirnya bapak itu pamit dan kembali mengayuh becaknya menuju rumah tempat tinggalnya.

Sedikit unik penggalan kisah di atas, tetapi itulah realita yang terjadi di zaman ini. Perzinaan telah merebak tak hanya sekedar di kalangan orang yang berduit, kalangan menengah kebawahpun ikut terjangkiti. Mereka bekerja sehari semalam, banting tulang hingga akhir pekan, akhirnya hanya dihabiskan dilembah kemaksiatan mengikuti bisikan syetan.

Di bulan ramadhan mungkin saja kegiatan seperti itu sedikit terkurangi, pengaruh barakah bulan Ramadhan sedikit membawa manfaat baik bagi setiap muslim yang ada di bumi. Walau tak sedikit juga di antara mereka yang masih melakukannya di bulan yang mulia ini. Na’udzu billah.. apakah mereka belum pernah mendengar 

Firman Allah Ta’ala?  :
“Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesembahan lain dan tidak  membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan  (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapatkan hukuman yang berat. (Yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang.” (Al-Furqon : 68 – 70)

Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan denganku yang suatu ketika bertanya kepada Rasululloh salallahu ‘alahi wa salam tentang dosa yang paling besar, Beliau menjawab, ‘Menyekutukan Allah, padahal Dialah yang menciptakanmu,’. Aku bertanya hal yang sama lagi maka Rasulullah menjawab, ‘membunuh anakmu Karena kamu takut miskin’. Aku bertanya lagi Rasulullah menjawab, ‘Berzina dengan tetanggamu.’ (H.R Bukhori dan Muslim)

Dalam hadits yang lain, Rasululloh salallahu ‘alaihi wa salam memberi peringatan dengan tegas pada umatnya, bahwa beliau berkata :
“Tiga tipe manusia yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, juga tidak akan disucikan dan tidak pula dipandang, sedang bagi mereka siksa yang pedih, yaitu laki-laki tua yang pezina, seorang raja yang pendusta, dan orang miskin yang sombong,” (H.R Muslim)

Wal iyyadu billah.. sekiranya kita mau merenungi ayat dan hadits diatas maka detik ini juga kita akan mengikrarkan tekad dalam hati, bahwa mulai ramadhan ini aku tidak akan berzina lagi.
Terlebih bulan ini adalah bulan yang penuh rahmah dan barokah, bulan penuh ampunan bulan dimana pintu syurga dibuka lebar-lebar dan pintu neraka ditutup rapat-rapat. Merugilah seorang hamba yang dengan datangnya Ramadhan tetapi Ia tidak mendapatkan ampunan dari Allah ta’ala. Rasululloh salallahu ‘alahi wa salam bersabda :
"Merugilah seseorang yang bulan Ramadhan datang kepadanya, kemudian Ia (Ramadan) pergi sebelum ia mendapat ampunan." (HR. at-Tirmidzi)

Maka di saat  yang tepat ini, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk menunda taubat, bukankah Allah telah mengingatkan, taubat tidak akan di terima apabila nyawa telah berada di ujung tenggorokan.
"Dan tidaklah taubat itu di terima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang, dan tidak (pula di terima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran." (An-Nisa':18)

 Bertaubatlah sebelum terlambat, raih amal sholih sebanyak banyaknya disaat Allah melipat gandakan pahala di bulan yang penuh rahmat, tutup segala bentuk aktifitas yang dapat menjerumuskan kita kepada maksiat, raih kemenangan yang nyata, yang menjadikan kita sebagai pengghuni syurga. Ingatlah bahwa Allah telah berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan Menghapus kesalahan-kesalahanmu dan Memasukkan kamu ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak Menghinakan nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Tahrim 66:8)

 Tidak perlu menunda lagi, Karen a bisa jadi Ramadhan ini adalah Ramadhan yang terakhir kali kita jumpai. wallahu a’lam.. [Amir Abdillah]

0 comments:

Post a Comment