Bismillahirrahmaaniraahiim,,
(Keistiqomahan shahabiyah dalam berdakwah dijalan
Allah)
Namanya adalah Ghaziyah binti Jabir bin Hakim, beliau
seorang wanita dari Quraisy, wanita dari Bani Amir bin Lu’ai dan ia pernah
menjadi istri Abu Al-Akr Ad-Dausi (At-Thabaqatul Kubra 8/237 dan Al-Ishabah
8/206).
Beliau merasa simpati hatinya dengan islam sejak masih
di Mekkah, hingga menjadi mantaplah iman dihatinya dan beliau memahami kewajiban dirinya terhadap agama yang lurus ini
sehingga beliau mempersembahkan hidupnya untuk menyebarkan dakwah tauhid,
meninggikan kalimat Allah dan mengibarkan panji Laa Ilaaha illallah Muhammad
Rasulullah.
Mulailah Ummu Syarik bergerak untuk berdakwah dan
mengajak wanita-wanita Quraisy secara sembunyi-sembunyi. Beliau berdakwah
kepada mereka, memberikan dorongan-dorongan agar mereka masuk islam tanpa kenal
lelah dan jemu. Beliau menyadari resiko yang akan menimpa dirinya baik
pengorbanan ataupun penderitaan, serta resiko yang telah menghadangnya berupa
gangguan dan siksaan terhadap jiwa dan harta. Akan tetapi iman bukanlah sekedar
kalimat yang diucapkan oleh lisan, akan tetapi iman pada hakekatnya memiliki
konsekuensi, amanah yang mengandung kesabaran dan iman berarti jihad yang
membutuhkan kesabaran.
Takdir Allah menghendaki setelah masa berlalu beberapa
lama mulailah hari-hari ujian, hari-hari menghadapi cobaan yang mana aktivitas
ummu Syarik radhiyallahu anha telah diketahui oleh penduduk Mekkah, maka mereka
menangkap beliau dan berkata:”Kalaulah bukan karena kaum kamu akan kami tangani
sendiri, akan tetapi kami akan menyerahkan kamu kepada mereka”
Ummu Syarik berkata:”Maka datanglah keluarga Abu
Al-Akr (yakni keluarga suaminya) kepadaku kemudian berkata: Jangan-jangan
engkau telah masuk kepada agamanya (Muhammmad)? Beliau berkata:”Demi Allah aku
telah masuk agama Muhammad.” Mereka berkata : ”Demi Allah kami akan menyiksamu
dengan siksaan yang berat”.Kemudian mereka membawaku dari rumah kami, kami
berada di Dzul Khalashah (terletak di San’a) mereka ingin membawaku kesebuah
tempat dengan mengendarai seekor unta yang lemah yakni kendaraan yang paling
jelek dan kasar. Mereka memberiku makan dan madu akan tetapi tidak memberiku
setetes airpun. Hingga manakala tengah hari dan matahari telah terasa panas
mereka menurunkan aku dan memukuliku, kemudian mereka meninggalkanku ditengah
teriknya matahari hingga hampir-hampir hilang akalku, pendengaranku dan
penglihatanku. Mereka melakukan hal itu selama 3 hari. Tatkala hari ketiga
mereka berkata kepadaku, “Tinggalkan agama yang telah kau pegang!” Ummu Syarik
berkata:”Aku sudah tidak lagi dapat mendengar perkataan mereka kecuali satu
kata demi satu kata dan aku hanya memberikan isyarat dengan telunjukku kelangit
sebagai isyarat tauhid”
Ummu Syarik melanjutkan,”Demi Allah tatkala aku
berada dalam keadaan seperti itu ketika sudah berat aku rasakan, tiba-tiba aku
mendapatkan dinginnya ember yang berisi air diatas dadaku (beliau dalam keadaan
terbaring -pent) maka aku segera mengambilnya dan meminumnya sekali teguk,
kemudian ember tersebut terangkat dan aku melihat ternyata ember tersebut
menggantung antara langit dan bumi dan aku tidak mampu mengambilnya. Kemudian
ember tersebut menjulur kepadaku untuk kedua kalinya maka aku minum darinya
kemudian terangkat lagi. Aku melihat ember tersebut berada diantara langit dan
bumi. Kemudian ember tersebut menjulur kepadaku untuk yang ketiga kalinya maka
aku minum darinya hingga kenyang dan aku guyurkan ke kepala, wajah dan bajuku.
Kemudian mereka keluar dan melihatku seraya berkata: ”Dari mana engkau
mendapatkan air itu wahai musuh Allah” Beliau menjawab: ”Sesungguhnya musuh
Allah adalah selain diriku yang menyelisihi diennya.Adapun pertanyaan kalian
dari mana air itu, maka itu adalah dari sisi Allah yang direzekikan kepadaku”
Mereka bersegera pergi menengok ember mereka dan mereka dapatkan bahwa ember
tersebut masih tertutup rapat dan belum terbuka. Maka mereka berkata: ”Kami
bersaksi bahwa Rabb-mu adalah Rabb kami dan kami bersaksi bahwa yang telah
memberikan rezeki kepadamu di tempat ini setelah kami menyiksamu adalah Dia
yang mensyari’atkan islam.” Maka masuk islamlah mereka dan semuanya berhijrah
bersama Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan mereka mengetahui keutamaanku
atas mereka dan apa yang telah dilakukan Allah terhadapku” 1
Semoga Allah merahmati Ummu Syarik yang telah mengukir
sebaik-baik contoh dalam berdakwah ke jalan Allah, dalam hal keteguhan dalam
meperjuangkan iman dan akidahnya dan dalam bersabar disaat menghadapi cobaan
serta berpegang kepada tali Allah..mara bahaya tidak menjadikan beliau kendor
ataupun lemah yang mengakibatkan beliau bergeser walaupun sedikit untuk
menyelamatkan jiwanya dari kematian dan kebinasaan. Akan tetapi hasil dari
ketegaran beliau, Allah memuliakan beliau dan menjadikan indah pandangan
matanya dengan masuknya kaumnya kedalam islam. Inilah target dari apa yang
dicita-citakan oleh seorang muslim dalam berjihad. Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam bersabda: “Demi Allah seandainya Allah memberikan hidayah kepada satu
orang karena dakwahmu, maka itu lebih baik dari unta merah” 2
foot note:
1. Lihat biografi beliau dalam Al-Ishabah 8/248 dan
Ath-Thabaqat 8/154 dan Al-Hilyah 2/96
2.Lihat riwayat tersebut dalam Ath-Thabaqatul Kubra
oleh Ibnu Sa’ad 8/155-15, Al-Ishabah oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani 8/248 dan
Hilyatul Auliya’ oleh Al-Asbahani 2/96-97.
dikutip dari :
Mengenal Shahabiyah Nabi Shalallahu alaihi
wassalam, At-Tibyan, hal: 225-227,Solo,2001.
0 comments:
Post a Comment