Friday, January 3, 2014

ABDULLAH BIN UMAR

(Seorang Pemuda yang Memiliki Keteladanan yang Sangat Luar Biasa)


Keistimewaan- keistimewaan yang memikat perhatian kita terhadap Abdullah bin Umar tidak sedikit. Ilmunya, kerendahan hatinya, kebulatan tekad dan keteguhan pendiriannya, kedermawanan, keshalihan dan ketekunannya dalam beribadah serta berpegang teguhnya terhadap contoh yang diberikan oleh Rasulullah tidak diragukan lagi. Semua sifat dan keutamaan itu telah berjasa dalam menempa kepribadiannya yang luar biasa dan kehidupannya yang suci lagi benar.

Karena kegemarannya yang kuat tak pernah luntur dalam mengkuti sunnah dan jejak Rasulullah, maka Ibnu Umar bersikap hati-hati dalam menyampaikan hadits dari Rasulullah. Ia tak hendak menyampaikan sesuatu hadits dari padanya, kecuali ia ingat seluruh kata-kata Rasulullah.

 Pada suatu hari Khalifah Utsman memanggilnya dan meminta kesediannya untuk memegang jabatan kehakiman, tetapi ditolaknya. Utsman mendesaknya juga, tetapi Ibnu Umar bersikeras pula atas penolakannya. “Apakah anda hendak mentaati perintahku? ”Tanya Utsman. Jawab Ibnu Umar, “Sama sekali tidak, hanya saya dengar para hakim ada tiga macam: pertama hakim yang mengadili tanpa ilmu, maka ia dalam neraka; kedua yang mengadili berdasarkan nafsu, maka ia juga dalam neraka; dan ketiga yang berijtihad sedang hasil ijtihadnya betul, maka ia dalam keadaan berimbang, tidak berdosa tetapi tidak pula memperoleh pahala. Dan saya memohon atas nama Allah memohon kepada anda agar dibebasakan dari jabatan itu.”

Boleh dikata bahwa Ibnu Umar adalah “Penyerta Malam” yang biasa diisinya dengan melakukan shalat, atau “Kawan Dinihari” yang dipakainya untuk menangis dan memohon diampuni. Di waktu remajanya ia pernah bermimpi yang oleh Rasulullah dita’birkan bahwa qiyamul lail itu nantinya akan manjadi campuran tumpuan cinta Ibnu Umar, tempat tersangkutnya kesenangan dan kebahagiaannya.

Ketika Rasulullah masa hidup Ibnu Umar bermimpi, ia mengatakan: “Seolah-olah ditanganku ada selembar kain permadani. Tempat mana saja di surga, maka permadani itu akan menerbangkanku kesana. Lalu tampak pula dua orang yang mendatangiku dan ingin membawaku ke neraka. Tetapi seorang Malaikat menghadang mereka, katanya: jangan ganggu! Maka kedua orang itu pun meluangkan jalan bagiku. Oleh Hafsah, yaitu saudaraku, mimpi itu diceritakan kepada Rasulullah, Maka Rasulullah bersabda:
“Akan menjadi sebaik-baik laki-laki Abdullah itu, jika ia sering mengerjakan shalat malam dan memperbanyaknya.”   (HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)

Maka semenjak saat itu hingga tiba kematian beliau, Ibnu Umar tidak pernah meninggalkan qiyamul lail baik diwaktu ia mukim atau musafir. Yang dilakukannya ialah shalat, membaca Al Qur`an dan banyak berdzikir menyebut nama Allah dan yang sangat menyerupai ayahnya adalah air matanya bercucuran jika mendengar ayat-ayat dari Al Qur`an.

Berkata Ubaid bin Umair, "Pada suatu hari saya bacakan surah. An-Nisa`: 41-42 kepada Abdullah bin Umar:
"Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). Di hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadianpun."
Maka Ibnu Umar menangis, hingga jenggotnya basah oleh air mata.

Pada suatu hari ketika ia duduk diantara kawan-kawannya, lalu membaca surah Al-Muthafifin: 1-6.:
 "Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, pada suatu hari yang besar."

Terus saja ia mengulang ayat
"Pada suatu hari yang besar, pada suatu hari yang besar."
Sedang air matanya mengucur bagaikan hujan, hingga ia jatuh disebabkan duka dan banyak menangis.

Ia adalah seorang yang wara` dan zuhud. Ia banyak memberi karena ia seorang pemurah. Yang diberikannya ialah barang halal karena ia seorang yang wara` atau salih dan ia tidak peduli, apakah kemurahannya itu penyebab miskin karena ia zahid, tidak ada minat terhadap dunia.

Disalin dari: Siyaru A'lam An Nubala, Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Utsman Az Zuhri,  jilid  IV,  hlm. 351, Diriwayatkan oleh Bukhari dalam At Tahajud (1121), bab (2) Fadhlu Qiyamil Laill wa Athrafuhu no. 1157, 3739, 3741, 7016, 7029, 7031; dan Muslim dalam Fadhailus Sahabah bab Fadhailu Abdullah ibnu Umar; dan Tirmidzi dalam Al Manaqib (3720), bab (44) Manaqibu Abdullah Ibnu Umar , 60 Karakteristik Shahabat, Khalid Muhammad Khalid. (IR-one)


1 comments: